Saat masih kecil, mungkin Anda pernah dilarang membawa tas yang terlalu berat oleh orang tua, karena dapat menyebabkan badan pendek. Argumen ini pun terus berkembang dikalangan masyarakat seiring berjalannya waktu. Banyak yang percaya dengan argumen ini dan tanpa pikir panjang melakukan hal yang sama pada anak mereka.
Beban yang berat memang dapat memberikan tekanan tambahan pada badan, khususnya pada bagian penopang badan, seperti kaki. Tekanan pada kaki inilah yang dianggap dapat menghambat pertumbuhan tulang pada anak dan membuat mereka jadi pendek. Benarkah demikian yang terjadi? Untuk mengetahui kebenarannya, simak artikel ini sampai tuntas ya.
Mengenal Fase Pertumbuhan Tinggi
Sebenarnya, pertumbuhan tinggi seseorang terjadi pada beberapa fase yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin dan usianya, seperti berikut ini
-
Fase Pertumbuhan Tinggi Wanita
Pada masa anak-anak, tubuh wanita umumnya akan lebih kecil dan pendek dibandingkan pria. Namun, pertumbuhannya akan semakin pesat ketika memasuki masa pubertas (usia 8-13 tahun). Puncak pertumbuhan tinggi wanita terjadi sekitar usia 14-16 tahun lalu akan mulai melambat.
-
Fase Pertumbuhan Tinggi Pria
Berbeda dengan wanita, pria umumnya akan terlihat lebih tinggi ketika anak-anak. Namun, saat remaja, wanita terlihat lebih tinggi dan besar, karena pubertasnya lebih cepat. Laki-laki biasanya memasuki masa pubertas pada usia 11-14 tahun. Di usia ini, pria akan tumbuh semakin pesat dan mencapai puncak pada usia sekitar 16-19 tahun.
Faktor Yang Mempengaruhi Tinggi Badan
Selain faktor gender (jenis kelamin) masih ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan Anak. Beberapa diantaranya yaitu
-
Faktor genetik (keturunan)
Sekitar 60-80% perbedaan tinggi di masyarakat ditentukan oleh faktor genetik atau keturunan. Jika orang tua tinggi, berarti kemungkinan besar anaknya juga akan tinggi, dan begitupun sebaliknya.
-
Asupan Nutrisi Sehari-hari
Dengan kebutuhan nutrisi yang terpenuhi selama masa pertumbuhan, anak bisa mendapatkan tinggi badan maksimal. Menurut penelitian, anak akan semakin tinggi ketika ia mendapat asupan nutrisi yang cukup di masa pertumbuhannya.
-
Aktivitas Fisik yang Rutin Dilakukan
Selain itu, aktivitas fisik yang dilakukan dari usia anak-anak sampai pubertas ternyata juga berpengaruh ke tinggi badan lho. Semakin aktif bergerak, pelepasan hormon pertumbuhan tinggi badan juga semakin banyak.
Lantas Benarkah Membawa Tas yang Berat Membuat Anak Pendek?
Faktanya, hingga saat ini, belum ada penelitian yang membuktikan beban tas yang berat dapat membuat anak jadi pendek. Menurut dr. Andri Primadhi Sp.OT dari RS Hasan Sadikin Bandung, beban tas anak sebenarnya tidak ada hubungan sama sekali dengan gangguan pertumbuhan tinggi badan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
Meski demikian, ada benarnya juga jika orang tua melarang anak-anaknya untuk membawa beban berat karena dapat menyebabkan perubahan postur tubuh dan muncul beberapa keluhan nyeri pada bahu dan lengan.
Untuk mencegah masalah ini, Dr. H. Briliantono M Soenarwo, Sp.OT. FICS. MD. Ph.D, MBA dari Halimun Medical Centre menuturkan berat beban ideal yang “aman” untuk dibawa anak-anak hingga remaja, yaitu harus dibawah 15-20 persen dari berat badan anak itu sendiri.
Pria yang akrab disapa dr. Tony inipun menuturkan jenis tas yang pas untuk anak usia SD sebaiknya tas ransel yang ukurannya sesuai dengan tinggi badan anak. Pastikan panjang tas tidak melebihi panjang pantat anak supaya pertumbuhan tulang punggungnya tetap bisa lurus.
Tips untuk Mengoptimalkan Pertumbuhan Tinggi Anak
Setiap orang tua tentu menginginkan anaknya bisa tumbuh secara optimal. Nah untuk membantu anak Anda mencapai tinggi badan optimalnya, Anda bisa mengajaknya melakukan beberapa hal ini
-
Mengkonsumsi Makanan Bergizi Seimbang
Makanan bergizi memang syarat utama agar pertumbuhan tinggi badan anak optimal. Tidak boleh sembarangan memberikan gizi, semuanya harus seimbang, sesuai kebutuhan tubuh anak. Maka dari itu, pastikan Anak mendapatkan asupan gizi seimbang seperti protein, lemak, serat, karbohidrat, vitamin dan juga berbagai mineral penting.
Beberapa makanan yang bisa membantu memenuhi kebutuhan gizi seimbang Anak yaitu, kacang-kacangan, daging ayam, sayuran hijau, yoghurt, telur, buah-buahan hingga ikan salmon.
Selain makanan, gizi lainnya juga bisa Anda dapatkan dari susu, seperti susu Kambing Etawa ORIGOAT. Susu ini mengandung kalsium yang lebih tinggi dibandingkan susu sapi, sehingga lebih bagus untuk mengoptimalkan pertumbuhan tinggi Anak.
Informasi Manfaat mengkonsumsi kalsium bagi anak.
-
Aktif Berolahraga
Olahraga memiliki banyak manfaat di masa anak-anak. Dengan rutin berolahraga dapat memperkuat otot, tulang dan meningkatkan produksi hormon pertumbuhan tinggi badan anak. Beberapa olahraga yang cocok untuk menambah tinggi badan anak yaitu, basket, berenang, lompat tali, bersepeda dan jogging.
-
Jadwal Tidur yang Teratur
Ternyata tidur juga bisa membantu mengoptimalkan tinggi badan anak lho. Karena hormon pertumbuhan anak juga diproduksi saat mereka tidur. Lalu berapakah durasi tidur yang tepat untuk Anak?
Durasi tidur setiap anak berbeda, tergantung usianya, sebagai berikut.
- Bayi baru lahir (0 – 3 bulan): 14 – 17 jam
- Bayi (4 – 11 bulan): 12 – 15 jam
- Balita/Toddlers (1 – 2 tahun): 11 – 14 jam
- Balita/Preschoolers (3 – 4 tahun): 10 – 13 jam
- Anak usia sekolah (6 – 13 tahun): 9 – 11 jam
- Remaja (14 – 17 tahun): Rentang tidur melebar satu jam menjadi 8 – 10 jam.
Dengan durasi tidur yang tercukupi, pertumbuhan anak bisa lebih optimal. Tak hanya itu, bahkan kesehatannya bisa lebih terjaga.
Dari pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa beban berat memang tidak mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan anak. Namun, orang tua juga tak boleh abai untuk selalu memperhatikan anak dimasa pertumbuhannya. Untuk mengoptimalkan pertumbuhan tinggi badannya, Anda bisa mencoba beberapa tips diatas yaa.